Lampu hias seperti lampu dinding tembaga merupakan salah satu produk kerajinan yang banyak peminatnya. Selain memiliki nilai estetik dengan kreasi bentuknya dari pengrajin, lampu dinding tembaga memiliki kelebihan sebagai hiasan interior. Kelebihannya terletak pada bahan tembaga yang salah satunya lebih murah namun unggul sebagai produk kerajinan logam.
Kelebihan lainnya dari berbagai produk yang dibuat dari logam tembaga adalah warna khas tembaga yang coklat kemerahan. Untuk warna berbagai peralatan logam lainnya seperti aluminium dan besi sudah banyak terdapat sehari-harinya. Sehingga warna seperti putih atau gelap mengkilap sangat monoton untuk dijadikan interior pada dinding rumah.
Lampu dinding tembaga sebagai lampu hias bisa Anda dapatkan salah satunya dari pengrajin kerajinan tembaga Copper Leluhur. Dengan pengalaman menerima berbagai pesanan kerajinan lampu serta berbagai pesanan produk kerajinan tembaga lainnya, Anda akan mendapatkan jaminan kualitas dari Copper Leluhur. Lebih jauh seputar lampu dinding tembaga, simak informasi menarik berikut ini.
Sejarah Lampu
Tahukah Anda bahwa lampu pada awalnya memang sebagaimana lampu hias. Bentuknya rumit dan terlalu besar untuk dibawa kemana-mana. Tidak sebagaimana sekarang dengan senter dan produk lampu yang simpel dan dapat dibawa kemana-mana dengan mudah. Lantas, bagaimana sebenarnya sejarah lampu hias ini?
Dalam sejarah, lampu memang sudah digunakan bahkan mulai dari Zaman Batu. Tentu saja produknya berbeda dengan lampu yang ada sekarang. Lampu yang esensinya merupakan penerangan pada suatu tempat sudah digunakan pada zaman batu di gua sebagai penerangan di malam hari. Waktu itu, manusia memanfaatkan lemak dan meletakkannya pada batu yang bercelah sehingga memancarkan sinar yang menjadi penerangnya.
Di masa selanjutnya kita melihat penerang ini berevolusi menjadi lilin. Sebagaimana penggunaan lemak, lilin memang awalanya merupakan lemak yang dibekukan kemudian saat dibakar akan menyulut api dan lama kelamaan meleleh habis. Lilin digunakan dalam waktu yang lama oleh manusia hingga kemudian diletakkan didalam tempat yang disebut lampion.
Secara tradisional banyak bahan yang digunakan untuk lampu, seperti lilin yang terbuat dari sari lebah (madu), lentera minyak zaitun dan minyak lainnya biasanya yang dibakar dalam sebuah piring untuk membentuk cahaya portabel. Cahaya portabel digunakan untuk dibawa apabila berjalan pada malam hari sebagaimana penggunaan senter di masa sekarang.
Di masa selanjutnya sekitar tahun 1800-an, ditemukan lampu berbahan bakar gas. Dengan bahan bakar ini, hasil dari pembakarannya lebih terang untuk dijadikan lampu serta bertahan lebih lama dibandingkan lilin atau lampu berbahan bakar minyak. Pada masa peperangan, lampu berbahan gas ini dimanfaatkan para perawat tentara yang terluka di malam hari.
Selanjutnya pada sekitar abad ke-19 yaitu pada tahun 1900-an, baru ditemukan lampu listrik. Inilah penemuan dari lampu yang paling mutakhir untuk digunakan manusia. Lampu listrik ini dapat dipasang di rumah, dijalan-jalan dan masih digunakan sebagai penerang hingga kini.
Lampu Dinding Tembaga
Dengan ditemukannya lampu dari listrik ini, para pengrajin kemudian membuat tempat memasang lampu yang terbuat dari logam salah satunya dari tembaga. Meskipun jika dipasang pada dinding dan plafon sebagaimana biasanya sudah cukup, namun dengan tambahan hiasan dari tembaga, fungsi lampu akan lebih menarik lagi.
Jika Anda pernah melihat lentera, lampu dinding, ornamen dinding, lampu meja, lampu tidur dan lainnya, semuanya dapat dibuat dari bahan tembaga yang lebih murah dan menarik dibandingkan bahan logam lainnya. Bahan tembaga juga aman dibandingkan bahan yang mudah terbakar seperti plastik.
Salah satu yang terkenal dan sering dipesan adalah lampu Robyong. Lampu Robyong biasanya merupakan lampu gantung namun dapat dibuat dengan bentuk yang besar untuk penerang dan sekaligus hiasan interior langit-langit bangunan. Lampu Robyong ini dapat dilihat di langit-langit ruang tamu rumah, langit-langit bangunan seperti masjid dan hotel dan tempat-tempat lainnya.
Selain itu, terdapat juga pesanan lampu dinding tembaga yang modern, minimalis dan tradisional dengan motif. Semua dapat Anda pesan kepada pengrajin kerajinan tembaga agar sesuai dengan keinginan dan cocok dengan tempat Anda memasangnya.
Produk Kerajinan Tembaga
Copper leluhur sebagai salah satu pengrajin kerajinan tembaga yang berada di sentra yang juga desa wisata Tumang, kecamatan Cepogo, kabupaten Boyolali bukan hanya bisa melayani pembuatan lampung dinding tembaga, namun juga berbagai produk kerajinan tembaga lainnya. Berbagai produknya juga sudah dipesan dari berbagai tempat di Indonesia.
Pengrajin tembaga di sini dikenal dengan pengerjaannya yang manual menggunakan tangan. Sehingga, desain artistik dari setiap produk bisa lebih detil dan diperhatikan dalam proses pembuatannya. Selain itu, pengrajin di sini juga sudah terampil, sehingga pengerjaan manual tidak mengurangi kualitas produknya.
Untuk Anda yang ingin memesan berbagai produk kerajinan tembaga seperti peralatan dapur dan makan, ornamen atau hiasan untuk bangunan, kubah masjid, replika pintu masjid nabawi, hiasan lampu untuk gedung dan rumah, bathtub, patung, logo/lambang dan berbagai produk kerajinan lainnya, kunjungi alamat yang tertera di halaman copperleluhur.com. Produk-produk yang pernah terjual juga ada dan bisa dilihat di halaman websitenya.
Itu dia berbagai informasi seputar lampu dinding tembaga, mulai dari sejarahnya, keberadaan lampu hias hingga informasi berbagai produk lampu dinding tembaga yang dipesan oleh para konsumen. Jika Anda berminat, Anda bisa menghubungi copper leluhur melalui halaman kontak yang terdapat di website copperleluhur.com.
Sebagai salah satu pengrajin kerajinan tembaga yang berada di sentra kerajinannya langsung, melayani berbagai pesanan dari luar daerah dengan berbagai rancangan sudah menjadi kebiasaan para pengrajin di sini. Semoga informasi ini memberikan manfaat untuk Anda.