Kiswah merupakan kain sutra murni berwarna hitam pekat dengan kaligrafi kiswah Ka’bah bertuliskan ayat-ayat Al-Qur’an. Kaligrafi tersebut dirajut dengan benang emas dan perak. Di tilik dari sejarahnya, Ka’bah sudah diberi kiswah sejak zaman Nabi Ismail AS.
Tidak ada catatan mengenai kain apa yang dipakai kala itu, dan warna apa yang dipilih. Rasulullah sendiri pernah meminta untuk membuat kiswah Ka’bah dari kain Yaman. Sedangkan para Khalifah memerintahkan untuk membuat kiswah dari kain benang kapas.
Kiswah terdiri dari lima bagian, empat bagian untuk tiap sisi Ka’bah dan satu lagi untuk tirai pintu. Sutra yang dipakai dimasa kini diimpor secara khusus. Dan untuk membuat kelima sisi yang dibutuhkan, diperlukan 600 kg sutra murni.
Kiswah Baitullah yang biasa dipakai hari ini memiliki tinggi 14 meter dengan lebar 47 meter. Bagian atas selebar 95 cm. Kaligrafi kiswah Ka’bah dari benang perak berlapis emas dengan beratnya sendiri 130 kg.
Itu semua adalah hasil rancangan lebih dari 200 karyawan penduduk asli Saudi Arab yang di pekerjakan di pabrik milik kerajaan. Dari banyaknya posisi di pabrik itu, menjadi kaligrafer yang dipilih untuk menenun kiswah tentu saja menjadi kebahagiaan yang luarbiasa bagi mereka yang terpilih.
Pasalnya, kiswah Ka’bah diganti tiap tahun hanya sekali. Dulu, kiswah tidak diganti dengan mencopot yang lama dan memasang yang baru melainkan justru menumpuknya. Pergantian kiswah dilakukan setiap tanggal 9 Dzulhijjah (sebelum wukuf Arafah) sebelum kemudian diganti tanggalnya.
Kaligrafi Kiswah Ka’bah Dan Indonesia
kaligrafi kiswah Ka’bah menggunakan khat tsulusi dengan besaran yang berbeda-beda. Jenis kaligrafi / khat tsulusi dipilih karena ia adalah khat tertua yang ada. Dan sebagai masyarakat Indonesia, Anda patut berbangga karena salah satu kaligrafer tanah air pernah di percaya untuk menjadi penulis kaligrafi kiswah Ka’bah.
Beliau adalah Muhammad Faiz Abdul Razaq. Seorang kaligrafer asal Pasuruan, Jawa Timur. karyanya diakui dunia karena hasilnya memang selalu indah. Pada tahun 70-an, beliau pun berkesempatan untuk jadi salah satu penulis kaligrafi kiswah Ka’bah.
Indonesia juga menyimpan kain kiswah pemberian Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdul Aziz As-Saud sepanjang 3 meter. Kiswah itu kini tersimpan di Masjid Istiqlal, Jakarta. Selain fakta unik dari hubungan kiswah dan Indonesia, masih ada fakta unik lainnya yang perlu Anda ketahui.
5 Fakta Menarik Kiswah (Kaligrafi Kiswah Ka’bah)
Kiswah Ka’bah yang sudah tidak terpakai umumnya menjadi hadiah yang diberikan kepada otoritas tertentu. Namun uniknya Anda bisa membelinya dari orang kedua. Artinya bukan langsung dari pihak Masjidil Haram.
Dengan Rp.20.000.000, Anda sudah punya kiswah asli Ka’bah bersertifikat. Meski begitu, kaligrafi dan kiswah adalah barang umum. Tidak perlu merogoh kocek terlalu tinggi pun Anda bisa memilikinya. Penggunaan kaligrafi di rumah bisa menjadi pengganti lukisan atau foto di dinding.
Kaligrafi juga kini dijual dengan model yang bermacam-macam, ada yang berbentuk jam, pajangan dengan lampu berwarna, hiasan meja, dan lainnya. Tak perlu banyak berbasa-basi lagi, inilah fakta menarik seputar kiswah (kaligrafi kiswah Ka’bah) :
1. 1444 H Kiswah Ka’bah Diganti Pada 1 Muharram
Kiswah (pelapis) Ka’bah selalu diganti tiap tanggal 9 Dzulhijjah. Itu adalah sebelum wukuf di Arafah dan sebelum perayaan Idul Adha. Namun tertanggal 1 Muharram 1444 atau 30 Juli 2022, kiswah tahun ini baru dipasang.
Ini adalah keputusan baru dari kerajaan Saudi untuk mengganti kiswah pada tanggal 1 Muharram. Dan untuk seterusnya, kiswah akan diganti tiap tanggal 1 Muharram. Adapun pencucian kiswah akan tetap dilakukan pada 15 Muharram.
2. Kiswah Tidak Selalu Berwarna Hitam
Jika kini Anda hanya mengetahui kalau Ka’bah selalu berselimutkan kiswah hitam, ketahuilah bahwa dulu kiswah tidak selalu berwarna hitam. Sebelum penggunaan warna hitam yang diduga dimulai sejak tahun 750 masehi itu, kiswah berwarna merah, putih, dan hijau.
Awal mula penggunaan warna hitam adala karena kala itu Kekhalifahan Abbasyah yang memimpin negara Islam sangat identik dengan warna hitam. Hitam adalah bentuk perlawanan serta kemerdekaan bagi suku Abbasyah kala itu.
3. Biaya Pembuatan Kiswah (Kaligrafi Kiswah Ka’bah) Hingga Ratusan Miliar
Pembuatan kiswah membutuhkan biaya hingga puluhan bahkan ratusan miliar. Dan ini dilakukan setiap tahunnya. Dilansir dari pabriknya di Makkah, pembuatan selembar kain kiswah mencapai 17 juta riyal atau senilai Rp 60 miliar.
Sedangkan ka’bah sendiri memerlukan lima lembar. Sebenarnya angka tadi tidak mengejutkan, mengingat bahan yang diperlukan juga tidak main-main. Secara spesifik, bahan-bahan pembuatan kiswah Ka’bah terdiri dari 760 kg sutra Italia, 100 kg perak dan 120 kg emas dari Jerman.
4. Produksi Kain kiswah Sebelum Di Makkah
Majma’ Malik Abdul Aziz Li Kiswatil Ka’bah Al-Musyarrafah adalah pabrik khusus milik Arab Saudi yang bertugas untuk mendesain dan membuat kiswah Ka’bah sekaligus sebagai salah satu pusat peradaban di Makkah.
Namun sebelum itu, kiswah pernah dibuat di Mesir dan India. Masa itu adalah ketika perang dunia 1 pecah. Pada tahun 1927 barulah Arab membentuk pabrik kiswah-nya sendiri. Kiswah yang dibuat di Kairo kemudian di karav (dilakukan karavan) dari Kairo ke Makkah.
5. Kaligrafi Kiswah Ka’bah lama dipotong dan dijadikan Hadiah
Seperti yang sudah dibahas secara singkat sebelumnya, kain kiswah lama yang sudah tidak dipakai akan di potong-potong dan dijadikan hadiah untuk tamu-tamu kehormatan atau organisasi keagamaan. Selain Masjid Istiqlal, Perserikatan Bangsa-Bangsa mewakili seluruh umat Islam di dunia pada tahun 1983 juga mendapatkan potongan besar kiswah.
Nah, itulah fakta menarik seputar kiswah dan kaligrafi kiswah ka’bah yang mungkin belum kamu ketahui. Kaligrafi pada kiswah Ka’bah melambangkan keagungan dan simbol yang kuat terhadap keyakinan. Ia adalah bentuk kerajinan, sama seperti kerajinan kaligrafi yang lainnya.
Alih-alih menggunakan foto atau lukisan hidup sebagai hiasan rumah, menggunakan kerajinan kaligrafi akan menghidupkan suasana ruhani dan mengundang malaikat untuk masuk ke dalam rumah. Hal ini bisa menjadi salah satu alternatif juga untuk memupuk rindu akan ziarah kita ke Masjidil Haram baik untuk keperluan haji maupun umrah.
Silahkan kunjungi website kami untuk informasi menarik lainnya. Terima kasih.[]