Sentra kerajinan tembaga yang paling terkenal di Indonesia adalah Desa Tumang, Cepogo, Boyolali Jawa Tengah. Disebut sentra kerajinan oleh karena penduduk setempat yang sebagiannya merupakan pengrajin kerajinan tembaga. Jika mengunjungi desa ini, pengunjung akan melihat berbagai rumah penduduk yang dijadikan sebagai showroom berbagai produk dari tembaga.
Berbagai produk tembaga yang dijajakan dan paling laku saat ini berkisar produk seperti hiasan dinding, lampu, kubah masjid, monumen dan barang lainnya yang sejenis. Meskipun begitu, saat awal-awal penduduk setempat memiliki kemampuan mengolah tembaga, produk-produk yang dikerjakan berkisar peralatan rumah tangga seperti peralatan dapur.
Menarik untuk mengetahui bagaimana desa yang satu ini bisa menjadi sentra pengrajin kerajinan tembaga. Bahkan tidak tanggung-tanggung, sejarah sentra kerajinan Tembaga desa Tumang ini berawal dari masa lampau sebelum ada berbagai peralatan modern saat ini. Untuk lebih mengetahuinya, berikut informasi yang dirangkum oleh tim redaksi Copper Leluhur.
Tambang Tembaga di Indonesia
Perlu diketahui sebelumnya, bahwa Desa Tumang bukanlah tempat dimana bahan tembaga berasal. Desa ini hanya menjadi sentra kerajinan tembaga dimana penduduk setempat memiliki keahlian secara turun temurun untuk mengolah bahan tembaga menjadi berbagai produk kerajinan. Sedangkan asal bahan tembaganya berasal dari berbagai daerah penghasil tembaga di Indonesia.
1. Papua
Papua adalah salah satu penghasil tembaga terbesar di Indonesia. Bahkan Tambang Grasberg menorehkan rekor sebagai tambang emas terbesar di dunia dan juga merupakan tambang tembaga ketiga terbesar di dunia. Tambang Grasberg dimiliki oleh Freeport yang bermarkas di Amerika Serikat, dengan total 48,74% kepemilikan saham, sedangkan sisanya merupakan milik Pemerintah Indonesia (51,23%).
2. Wonogiri, Tirtamoyo
Kabupaten yang berada di Jawa Tengah ini terkenal dengan aktivitas penambangan tembaganya yang sudah mulai berproduksi sejak lama. Tahun 2011 bersama-sama dengan tenaga pemahat dan belasan tenaga angkut yang berasal dari penap bulan, tembaga murni yang bisa dihasilkan bisa mencapai 1,8 ton.
Sedangkan bahan tembaga mentah yang dihasilkan tiap bulannya adalah 21 ton. Di pertambangan ini, tembaga diproduksi dengan cara membuat trowongan mendatar yang memiliki panjang vertikal kurang lebih 13 meter dan panjang 54 meter.
3. Cikotok, Jawa Barat
Cikotok merupakan daerah pertambangan yang sudah ada sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda. Penambangan tembaga di Cikotok pertama kali dimulai dilakukan pada tahun 1839. Cikotok adalah salah satu daerah penghasil tembaga di indonesia yang tergolong besar.
Dari Kota Serang, Cikotok bisa ditempuh dengan waktu sekitar 4 jam. Pertambangan tembaga di kota ini tahun 1936 sampai dengan 1939 dibuka secara resmi sebagai industri pertambangan tembaga. Di tahun 1939 hingga 1942, pemerintahan Hindia Belanda diketahui membangun pabrik pengolahan tembaga. Lalu dikuasai negara Jepang pada tahun 1945 sampai dengan 1948. Setelah merdeka, pertambangan tembaga di Cikotok dikuasai oleh Indonesia.
4. Sangkaropi, Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan juga populer dengan kekayaan alamnya yang menakjubkan. Salah satunya adalah hasil pertambangan tembaganya yang melimpah. Sebagai daerah penghasil tembaga di indonesia, Sangkaropi banyak menghasilkan tembaga untuk berbagai keperluan di Indonesia.
Daerah Sangkaropi pada dasarnya tersusun dari Batuan Vulkanik. Batuan ini mengalami proses pelapukan yang tinggi. Hal tersebutlah yang membuat bahan galian emas dan tembaga sangat banyak di daerah ini. Berdasarkan informasi yang ada, perusahaan tambang tembaga di Sangkaropi sudah ada sejak tahun 70 an akhir.
5. Silungkang, Sumatera Barat
Sumatera Barat juga memiliki pertambangan tembaga yang cukup besar. Pertambangan tembaga tersebut berada di daerah Silungkang, Lunto, Sumbar.
6. Sanaman Mantikei, Kalimantan Tengah
Daerah penghasil mineral tembaga selanjutnya adalah Sanaman Mantikei yang ada di Katingan Kalimantan Tengah. Hasil pertambangan tembaga dari Kalimantan Tengah ini terkenal berkualitas sehingga banyak digunakan untuk keperluan industri.
7. Sulawesi Utara
Berdasarkan data dinas Pertambangan dan Energi Sumber Daya Mineral, sebanyak 448,938 haktare lahan di Sulawesi Utara merupakan lahan pertambangan. Dengan demikian berarti hampir 30 persen wilayah (dari luas total Sulawesi Utara yang mencapai lebih dari 1.536.400 haktare) merupakan daerah penambangan. Wilayah penambangan di Sulawesi Utara sangat bervariasi, mulai dari pertambangan tembaga, emas, pasir besi, mangan, bebatuan, dan bijih besi.
Sentra Kerajinan Tembaga Tumang
Keberadaan Desa Tumang sebagai sentra kerajinan tembaga, tidak lepas dari sosok Pangeran Rogosasi yang merupakan salah satu anak dari Raja Mataram Kuno. Menurut cerita daerah setempat, Pangeran Rogosasi diasingkan ke lereng Gunung Merapi karena memiliki cacat tubuh dengan kondisi wajah yang buruk. Pangeran Rogosasi dititipkan dan dirawat Kyai Wonosegoro hingga dewasa dan dapat hidup mandiri.
Setelah Pangeran Rogosasi mampu mandiri, kemudian beliau merintis dan membangun sebuah wilayah yang diberi nama Desa Tumang. Untuk mengembangkan wilayahnya, ia dibantu oleh empat abdi keraton untuk menjadi “guru” bagi warga desa. Masing-masing abdi tersebut memiliki keahlian berbeda. Ada yang pandai membuat keris sekaligus kerangkanya, ahli membuat pakaian dari bahan perak, ahli dalam menjahit, dan ahli dalam membuat peralatan dapur dari bahan tembaga.
Dari keempat keahlian yang diajarkan para abdi dalem keraton pada warga Tumang tersebut, hingga kini masih tetap lestari. Di Desa Tumang sendiri, selain terkenal dengan kerajinan tembaga dan kuningan, disini juga masih ada beberapa warga yang menekuni membuat warangka keris, kerajinan perak, dan bekerja di produksi garmen.
Itu dia sedikit petikan sejarah tentang asal usul Desa Tumang yang penduduknya memiliki keahlian sebagai pengrajin tembaga. Bagi Anda yang ingin melihat berbagai produknya, kunjungi sentra kerajinan tembaga dan kuningan ini atau bisa melihatnya di website copperleluhur.com. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.