Wastafel bukanlah barang biasa yang keberadaannya tanpa maksud. Wastafel bahkan bisa dikatakan sebagai inovasi untuk mempermudah manusia melakukan aktivitas keseharian seperti membasuh tangan agar selalu bersih. Sebagaimana kita ketahui, di tengah adanya virus yang menjadi pandemi, kebiasan mencuci tangan memang sedang digalakkan bahkan tanpa ada kompromi.
Dengan keberadaan wastafel, aktivitas mencuci tangan ini menjadi lebih praktis dan lebih efektif. Keberadaan wastafel di berbagai tempat kegiatan bukan hanya sekedar menjaga higienisitas namun juga bisa mencegah penyebaran bakteri dan virus. Karena itu, menarik untuk mengetahui bagaimana wastafel ini diketemukan.
Sejarah Wastafel
Wastafel adalah salah satu interior rumah atau sarana yang memang dibutuhkan di berbagai tempat. Keberadaannya bahkan merupakan inovasi untuk lebih memudahkan melakukan kebiasaan sehari-hari. Tahukah Anda bahwa wastafel juga merupakan salah satu saran yang didesain oleh Al Jazari?
Sebagaimana yang kita ketahui, Al Jazari merupakan salah seorang ilmuwan di masa keemasan Islam. Tidak tanggung-tanggung, penemuannya merupakan salah satu yang saat ini masih dimanfaatkan secara luas oleh manusia. Al Jazari adalah penemu jam mekanik setelah sebelumnya manusia hanya menghitung waktu dengan melihat gejala alam atau sekedar menggunakan pasir.
Setelah ditemukannya jam mekanik ini, perhitungan waktu menjadi semakin akurat dan otomatis. Sehingga manusia menjadi sangat dimudahkan. Inovasi penghitung waktu atau jam mekanik ini yang saat ini kita nikmati dalam bentuk jam digital dari yang bentuknya paling besar hingga sekedar jam tangan.
Nah, selain penemuan yang sangat bermanfaat bagi manusia yaitu jam mekanik, Al Jazari juga berinovasi terkait wastafel. Memang bukanlah dia satu-satunya yang menemukan ini, namun inovasi wastafel karyanya dinilai sebagai salah satu yang memiliki fungsi yang baik dibandingkan yang pernah ditemukan sebelumnya.
Menurut Ehsan Masood dalam bukunya yang berjudul Ilmuwan Muslim Pelopor Hebat Bidang Sains Modern, gagasan yang diaplikasikan pada alat pencuci tangan adalah dengan memanfaatkan tekanan air untuk otomatisasi. Di tangan al-Jazari, ujar dia, teknik ini mencapai puncak kegemilangannya.
Pada alat pencuci tangan buatan al-Jazari, terdapat wadah untuk menadah atau menampung air. Di atasnya, diletakkan cawan besar yang dipegang oleh patung berbentuk sosok perempuan. Cawan yang sekaligus berfungsi sebagai keran ini berisi air yang diambil dari tempat penampungan melalui mekanisme tekanan air.
Orang yang ingin membasuh tangan, tinggal menarik tuas. Maka secara otomatis, air akan mengucur dari cawan tadi ke dalam penadah air. Selain untuk mencuci tangan atau muka, alat ini juga kerap digunakan untuk berwudlu sehingga banyak ditaruh di dekat masjid.
Al-Jazari membuat alat yang kedua. Bentuknya berbeda dengan yang pertama. Dia sangat mengagumi keindahan burung merak dan terinspirasi untuk mengabadikannya pada peralatan ciptaannya. Tidak seperti alat sebelumnya, pada alat baru itu al-Jazari melengkapinya dengan wadah untuk sabun sanitasi dan handuk kering.
Lebih lanjut Mark E Rosein menjelaskan, pengoperasian alat itu cukup mudah. Tuasnya terletak di bagian ekor patung burung merak. Bila tuas ditarik, air akan mengalir dan mengisi wadah. Dari situ, air pun dapat digunakan untuk mencuci tangan atau membasuh muka. Bila airnya sudah kotor, buka tutup wadah untuk membuang air.
Insinyur dan ilmuwan Muslim telah merintis sejumlah peralatan untuk memanfaatkan air. Kreativitas mereka berhasil mengeksplorasi teknologi tersebut sehingga diperoleh hasil yang lebih memuaskan, seperti alat cuci tangan yang dirancang al-Jazari. Selanjutnya, al-Jazari terkenal karena alat-alat praktisnya yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Wastafel Zaman Sekarang
Setelah mengetahui bagaimana inovasi wastafel bahkan dari ilmuwan di masa kejayaan Islam, saat ini sarana ini digunakan dimana-mana, mulai di rumah, di tempat makan, di tempat kerja dan di berbagai tempat lainnya. Apalagi di tengah pandemi seperti ini, keberadaan tempat cuci tangan semakin menjamur dimana-mana.
Wastafel di masa sekarang masih tetap mengaplikasikan prinsip ilmu pengetahuan sebagaimana diketemukan sejak dulu. Hanya desainnya menjadi beraneka macam bahkan ditambah dengan berbagai macam fungsi lainnya. Misalnya ditambah dengan cermin, pengaturan suhu air keran dan lainnya.
Selain itu wastafel juga dibuat dari berbagai bahan seperti batu alam, keramik, kaca bahkan logam. Hal ini bukan hanya menambah nilai estetika dari sarana yang satu ini namun juga terdapat fungsi tersendiri dari wastafel yang menambah manfaatnya. Seperti fungsi dari logam yang lebih menambah higienisitas.
Wastafel logam tembaga dari pengrajin kerajinan tembaga Cepogo, Boyolali bisa menjadi salah satu pilihan Anda. Sebagaimana diketahui, logam tembaga merupakan salah satu logam yang sudah digunakan sejak masa lampau dan dikenal manfaatnya sejak zaman logam tembaga yang merupakan masa setelah zaman batu.
Di masa kerajaan-kerajaan misalnya, peralatan makan tembaga atau logam lainnya seperti perak sering menjadi pilihan. Ada reaksi dari tembaga yang memberikan manfaat bagi tubuh seperti menjaga tubuh dari bakteri atau mendeteksi keberadaan racun pada makanan. Hal ini tentu saja sama dengan wastafel dari logam tembaga.
Copper Leluhur sebagai salah satu produsen berbagai peralatan dari logam tembaga serta hiasan interior rumah dan bangunan seperti pintu, kubah masjid, logo dan lainnya juga menerima pesanan sarana cuci tangan dari tembaga ini. Wastafel dari tembaga yang dibuat Copper Leluhur bisa dipesan sesuai keinginan atau kustom dari konsumen.
Itu dia fakta menarik seputar penemuan wastafel dan sedikit informasi seputar wastafel tembaga. Semoga informasi ini dapat memberikan tambahan wawasan dan bermanfaat untuk Anda. Simak informasi lainnya seputar peralatan kerajinan tembaga di website copperleluhur.com.
