Patung Jenderal Sudirman adalah salah satu ikon pahlawan di Indonesia yang dibuat oleh pengrajin kerajinan tembaga. Bahan tembaga memiliki ciri khas logam tersendiri yang menjadikan karya seni terlihat unik dan menarik serta berkualitas karena tahan lama. Karya seni seperti monumen tentu saja membutuhkan bahan yang tahan lama dan awet.
Berbicara Jenderal Sudirman, keberadaan monumennya dapat menjadi pelajaran bagi rakyat Indonesia. Bagaimana perjuangan beliau, sejarahnya hingga mengapa dibangun monumennya di lokasi yang bukan tempat lahirnya adalah informasi yang menarik untuk dibahas. Lantas bagaimana sejarah Jenderal Sudirman sebagai pahlawan Indonesia? Mengapa monumennya malah dibangun di Pacitan?
Produk Kerajinan Tembaga
Tembaga lebih sering menjadi bahan dasar untuk produk-produk penghantar listrik seperti kabel dan dinamo. Namun jika melihat sejarah peradaban manusia, tembaga adalah salah satu yang paling tua yang pernah ada. Sebelum ditemukan berbagai perkembangan teknologi dan industri, manusia sudah menjadikan tembaga sebagai peralatan sehari-hari.
Berdasarkan catatan sejarah dunia, penemuan arkeolog dan penelitian, produk-produk tembaga telah ada di masa peralihan antara zaman batu dan zaman logam. Saat berada di zaman logam, jenis logam yang pertama kali digunakan adalah tembaga. Pada saat itu, tembaga digunakan sebagai peralatan rumah tangga hingga menjadi alat tukar yang bernilai seperti koin.
Saat ini, peralatan rumah tangga dan alat tukar sudah banyak dalam bentuk yang selain tembaga. Bahkan, penggunaan tembaga sudah mulai sedikit karena mulai tergantikan dengan berbagai bahan lainnya. Baik logam lain selain tembaga, maupun bahan baku selain logam seperti keramik, kaca bahkan plastik.
Meskipun begitu, tetap ada beberapa peralatan dan produk hiasan yang lebih cocok untuk menggunakan tembaga sebagai bahan dasarnya. Karena itu, kita melihat produk interior dan exterior dari tembaga seperti hiasan dinding, kubah masjid, pintu masjid atau gedung, plakat penghargaan, patung tembaga dan produk tembaga lainnya.
Salah satu kerajinan patung tembaga yang menarik dan berukuran sangat besar di Indonesia adalah patung Jenderal Sudirman. Bagaimana informasi seputar patung Jenderal Sudirman ini?
Patung Jenderal Sudirman
Jenderal Sudirman adalah Panglima Besar yang menjadi pahlawan di masa kemerdekaan Indonesia. Beliau terkenal karena berbagai jasanya, diantaranya memimpin serang umum 1 maret 1949 di Yogyakarta. Monumen serangan umum ini diabadikan di sekitar titik nol kilometer di Yogyakarta.
Meskipun tidak berasal dari kalangan militer, namun dari kalangan terpelajar, Jenderal Sudirman bisa mencapai posisi Panglima Besar. Hal ini karena kemampuannya yang baik saat melakukan usaha untuk melawan penjajahan Jepang, Inggris dan Belanda di masa kemerdekaan yang lampau. Salah satu yang menjadikan Beliau dipercaya oleh masyarakat adalah saat berhasil memukul mundur tentara Inggris dari Ambarawa.
Dari berbagai peristiwa sejarah tersebut, wajar saja jika Jenderal Sudirman dianggap sebagai salah satu pahlawan yang paling berjasa di Indonesia. Karena jasanya dan agar menjadi peristiwa yang bisa menjadi semangat bagi para generasi yang akan datang, dibuatlah patung Jenderal Sudirman beserta relief-relief yang menceritakan peristiwa sejarah Beliau.
Monumen Jenderal Sudirman ini berada di Desa Pakis Baru, Pacitan. Padahal Beliau lahir di Purbalingga dan wafat di Magelang. Keberadaan monumen di Pacitan oleh karena semasa menjadi Komandan Tentara di masa kemerdekaan, Beliau pernah bermarkas di lokasi tersebut. Walhasil, bekas markas inilah yang dijadikan sebagai lokasi untuk membangun monumennya.
Monumen ini dibangun dan diresmikan di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Peresmiannya tepatnya pada tanggal 15 Desember tahun 2008. Di lokasi, Anda akan menemukan patung raksasa setinggi 8 meter. Patung ini terbuat dari bahan tembaga.
Monumen Jenderal Sudirman berada di Dusun Sobo, Desa Pakis Baru, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan. Kompleks monumen ini bisa dikunjungi layaknya obyek wisata dengan tiket masuk sebesar Rp. 5.000. Jarak monumen ini dari Yogyakarta adalah sekitar 140 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih empat jam.
Saat mengunjungi kompleks monumen, Anda akan menemukan beberapa hal yang menarik selain patung berukuran besar. Misalnya, di sini terdapat relief yang banyak berjumlah 38 relief. Relief ini berbentuk menarik yang berfungsi untuk menceritakan sejarah perjalanan hidup Jenderal Sudirman. Jika membaca semua relief ini, Anda seperti berkeliling menyusuri luasnya kompleks monumen.
Selain itu, Untuk menuju patung raksasa ini kamu harus menaiki 70 anak tangga yang dibagi menjadi tiga bagian, anak tangga pertama berjumlah 45, kedua berjumlah 8 dan ketiga berjumlah 17. Anak tangga tersebut bila disatukan membentuk pola 17-8-45 lambang dari tanggal kemerdekaan Indonesia. Dipuncaknya baru Anda bisa melihat patung raksasa Jenderal Sudirman dari dekat.
Selain relief, anak tangga dan patung raksasa, suasana kompleks juga menyenangkan dengan bukit dan lapangan yang luas. Karena itu, wajar jika lokasi ini dijadikan sebagai spot wisata oleh para penduduk atau wisatawan. Berwisata ke sini bisa menjadi edukasi yang bermanfaat untuk mengenal sejarah kita.
Patung dan relief sejarah Jenderal sudirman dibuat dari logam jenis tembaga. Logam ini memiliki ciri khas warnanya yang kemerahan serta mudah dibentuk menjadi ukiran. Karena mudah dibentuk menjadi ukiran, bentuk patung dan relief bisa dibuat lebih akurat menggambarkan inspirasi aslinya.
Jika Anda tertarik untuk memiliki produk interior tembaga serta produk bernilai seni lainnya yang dibuat dari tembaga, kunjungi copper leluhur di sentra pengrajin kerajinan tembaga Boyolali. Berbagai pengrajin serta showroom produk tembaga akan Anda temukan di sini. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.